Selasa, 28 Januari 2014

I Proud Have Father Like Him.

And I proud have father like him.

Dari gak mungkin menjadi mungkin. Kalau dipikir" aku gak punya gambaran ideal seorang ayah. But saat ngeliat sosok om gw, dalam hati terkecil gw dialah sosok ayah, panutan yang mungkin gw cari slama ini. Terlahir dengan nama Toto Suwardoyo dia menjalani hidup yah bisa dibilang sama seperti bapak" lain. Namun ada yang berbeda. Dia begitu amat sangat memikirkan keluarga kecilnya,dia selalu berfikir bahwa. Sesulit apapun dia mencari rezki, sesulit apapun dia berjalan kesana kemari, walau hanya mengandalkan penghasilan dari melatih orang" belajar ilmu bela diri merpati putih dan belajar ilmu kebatinan. Meski harus berangkat pagi dan pulang tengah malam. Dia selalu punya cita-cita bahwa seluruh anaknya harus menyandang gelar minimal s1. Gak terhitung perjuangan yang dia lakukan demi anak-anaknya. Walau waktu tidur dia dalam satu hari hanya 2-3 jam namun dia mampu membuktikan eksistensi dia sebagai seorang ayah yang ideal. Dia begitu disegani oleh teman-temannya,karena perjuangan dia untuk keluarganya. walau hanya berpenghasilan tak seberapa namun dia mampu membelikan semua anak-anak nya kendaraan bermotor, mampu menyekolahkan anak-anaknya di tempat terbaik. Hingga di usia dia yang sudah menginjak usia 58 tahun dan ditengah kendala pengelihatan jarak pandang yang sedikit bermasalah. dia tetap bekerja mencari rezki yang halal untu kesuksessan anak"nya tetap melatih orang" yang ingin berlatih merpati putih serta kebatinan meski harus berlatih diatas gunung pancar sekalipun. walau bayaran yang ia terima tak seberapa namun ia tetap bersyukur. Berbanggalah kalian Alphyn Suwardoyo Alsky Suwardoyo Diajeng Suwardoyo astri gupita. Mempunyai seorang ayah yang tetap fight berjuang demi kesuksessan kalian. Seorang ayah yang mampu ngebuat kalian semua bisa dengan sangat bangga bilang ke seluruh dunia. he's my father. And I proud have father like him.

ini adalah postingan ( https://www.facebook.com/BestLifeIna/posts/10152048941792384?stream_ref=10 ) saudara ( https://www.facebook.com/putrielgar?hc_location=stream ) saya, saya memasukan ini karena saya sangat berterima kasih karena ada yang melihat sosok papa saya sebagai contoh yang baik. saya bangga punya papa sepeti papa saya.

Dari ( - ) ke ( + )

Dari ( - ) ke ( + )

Ini pengalaman saya mengenai perubahan dari ( – ) ke ( + ) atau dari minus ke positif, di mulai dari saya masih di MIN/SD saat itu saya hanya seorang anak yang selalu mengeluh tentang kelemahan saya karena saya dulu adalah orang yang gampang menangis, mungkin itu adalah hal yang biasa bagi orang – orang yang membaca blog saya ini.

Tetapi saya sangat membeci dengan sifat ini, karena saya merasa seperti anak laki – laki yang tak berguna. Saat itu saya ingin sekali bisa seperti orang yang sering menghina saya dan menjahili saya. Akhir nya ketika saya masuk MTs/SMP saya mulai ikut eskull silat, saya focus dengan silat sampai saya merasa kuat dan berani. Saya pun mulai masuk ke dunia yang saya ingin ketika saya masih di MIN/SD saya banyak terjun berkelahi dengan orang yang membuat saya kesal.

Tetapi suatu hari saya sadar bahwa yang saya lakukan adalah hal yang salah, saya sadar dengan apa yang guru saya sampai kan bahwa ilmu bela diri adalah untuk membela orang yang lemah dan orang yang kita saya. Saya mulai sadar ketika saya memikirkan tentang masa lalu saya, saya berfikir bagaimana rasa nya orang tua mereka yang mengalami anak yang di perlakukan seperti itu.

Saya tiba – tiba mengingat mama saya saat itu, semenjak itu saya mulai melawan rasa emosi saya. Saya sulit sekali untuk melawan nya, akhir nya saya menemukan cara nya agar saya bisa menahan nya dengan cara menanam kan perasaan yang akan selalu ingat dengan orang yang saya sayangin apabila di sakiti oleh perilaku yang saya buat ( karma ).


Terus menurus saya akhirnya bisa mengontrol nya, saya merasa seperti orang yang baru. Akhir nya saya mengerti bahwa hal ( - ) bisa membuat ( + ) yang membuat orang akan mengerti arti dari pengalaman masa lalu untuk masa depan.

Pertama, teman, dan kampus

Pertama, teman, dan kampus

Ini pengalaman pertama saya di kampus, di bulan agustus ketika saat bulan puasa. Saya berkuliah di gunadarma ( depok ) dan seperti biasa nya calon mahasiswa yang seperti biasa pasti memikirkan bagaimana cara agar dapat teman pertama di kampus.
Saya binggung saat itu karena saya benar – benar tidak ada punya teman dari sekolah lama saya, yang saya tau kalau dari sekolah saya yang masuk gunadarma hanya saya. Karena itu saya terus mencari – cari info temen yang akan sekelas dengan saya, hanya dengan mengandalkan facebook saya menunggu ada orang yang sekelas saya.
Hampir waktu kuliah perdana saya di mulai saya tidak mendapat respon dari facebook, ternyata ketika saya mengecek pesan di facebook ada yang mengirim pesan,

??? : lu kelas 1KA09 ya ?
Saya : iya lu juga ?
??? : iya gua juga kelas 1KA09, nama gua irfan
Saya : nama gua alsky
Irfan : oya ini no telepon gua ************
Saya : ini no gua ************

Akhir nya saya lega karena setidak nya saya dapat kenalan dari facebook. Akhirnya yang di tunggu datang juga, saya sudah tidak sabar menjadi mahasiswa dan melihat hal – hal yang baru lagi.
Ketika saya sampai saya pun mendapat sms dari irvan

Irvan ( sms ) : bro lu dimana? Gua udah sampei nih
Saya ( sms ) : gua udah sampe juga nih bro, gua lagi deket mading. Pake jaket abu – abu
Irfan ( sms ) : ok kalau gitu gua kesana ya bro
Saya ( sms ) : ok gua tunggu ya

Hampir 10 menit saya menunggu tetapi irfan nggak datang – datang juga, saya sempat kesal karena saya merasa seperti orang yang di bodohi dan yang saya piker saat itu saya sedang di kerjai oleh dia.
Dengan kesal nya saya masuk ke kelas dengan perasaan campur aduk, ketika saya melihat ke kelas saya sedikit punya rasa takut karena tidak kenal dengan siapa pun.
Ketika saya ingin membuka pintu untuk masuk, tiba – tiba ada orang yang sedang terburu – buru masuk ke kelas yang sama dengan saya dengan raut wajah yang kesal sama seperti saya, kami pun masuk bersama – sama dan duduk bersampingan.
Saya mendengar dia sedang berbicara sendiri dengan kesal, saat itu saya juga punya firasat bahwa saya harus berbicara dengan dia. Dengan memberani kan diri saya bertanya,

Saya : lu irfan ya?
Irfan : iya
Saya : gua alsky

Entah mengapa kami terdiam sementara dan tertawa bersama – sama, yang ada di pikiran saya saat itu adalah ke jadian yang aneh terjadi di pengalaman pertama saya di kampus.

Ini foto saya dengan teman pertama kampus saya



Dan ini foto teman pertama kampus saya


https://www.facebook.com/irfanmadjid



Jumat, 24 Januari 2014

Video Action Me


Ini adalah tugas kuliah saya mengenai bagaimana cara untuk membuat video, saya menggunakan Ulead Studio dalam pembuat ini. Saya mengunakan software tersebut karena sangat mudah daam pembuatannya.
Saat itu saya hanya bersama teman saya ( aji dan mukhtar )
Sekian lama kami membuat video ini akhir nya kami selesai dengan hasil yang sangat memuaskan sekali, dengan tema action.

My Komik


Ini adalah komik iseng – isengan saya, komik ini menceritakan tentang seorang pesilat yang akan mengikuti perlombaan silat ( kisah nyata )

Selamat menikmati
1 – 4 lembar:





+ Personil, + Perubahan


+ Personil, + Perubahan ( MelloDramatic )

Ini cerita tentang band lagi, mungkin banyak band yang pernah “+ personil” atau “bertambah personil”.

Waktu saya duduk di bangku MAN/SMA saya punya band yang benama ( D’Flix : http://hot-news2.blogspot.com/2014/01/belajar-alat-musik.html ). saat itu personil band kami hanya 4 dan bertambah menjadi 5, ini adalah jalan cerita nya.

Saat itu saya bersama teman band saya sedang ingin membuat video amatir atau video iseng – iseng saja,

Saya : “kita buat video yuuk ?”
Aji : “boleh mau bikin video lagu apaan nih ?”
Mukhtar : “apaan aja boleh deh”
All : “ehhmmm….”
Aji : “ gimana kalau lagu “ST 12 – Rasa Tertinggal” ”

Akhirnya dari saran aji kami pun membuat video, setelah kami membuat video itu saya menyimpang video band kami di HP ( HandPhone ) saya.
Ketika saya sedang asik – asik bermain di kelas setelah seharian belajar, HP saya di pinjam oleh teman saya,

Ewong : “sky lu ngband ya ?”
Saya : “loh kok lu bias tau van ?”
Ewong : “panggil ewong aja jangan irvan, biar lebih enak”
Saya : “ ok wong, oya lu kok bias tau kalau gua ngband ?”
Ewong : “pas gua lagi pinjem HP lu gua ngliat, gua ikut ya kalau nanti lu ngband ?”.

Setelah saat itu ewong selalu ingin ikut,

Saya : “gimana nih temen sekelas gua mau ikut kita ngband ?”
Mukhtar : “hah..? yang bener lu, kita main aja masih berantakan ( -_- )”
Saya : “trus gimana ?”
Tri : “yaudah ajak aja, cuman mau liat doing kan”
Aji : “yaudah liat nanti aja deh”.

Hari sabtu siang hari ewong pun akhirnya ikut bersama kami, kami tak tahu harus apa karena itu pertama kali nya ada orang yang mau ikut kami ngband.

Setelah kami masuk ke studio musik kami pun mengambil alat musik masing – masing dan mulai bermain berberapa lagu POP yang kami bias saat itu, setelah berberapa menit berlalu kami bermain tiba – tiba, ewong bermain guitar dan kami pun terkejut.

Saya : “wong lu bisa main guitar ?”
Ewong : “hahaha bisa sedikit – sedikit kok, coba liat ini” ( ewong mengeluarkan kertas yang ada di tas nya dan kami terkejut untuk kedua kali nya )
Aji : “ini semua kord ?”
Mukhtar : “lu semua yang ngprint kord – kord ini ?”
Tri : “coba liat – liat”.

Setelah itu kami pun mulai bermain band bersama – sama, secara tidak langsung kami cocok dari segi pembicaraan dan selalu tertawa bersama. Kami pun sudah menggap bahwa ewong adalah + peronil kami atau personil kami yang baru.

Kami terus bersama – sama, bersama – sama dari segi bermain, mengasah ilmu musik, dan yang lain – lainnya. Kami sungguh melewati waktu yang banyak, sehingga dimana “D’Flix” berganti “MelloDramatic”. Setelah kami berunding untuk menganti nama band kami menjadi melodramatic kami pun berubah aliran yang awal nya POP menjadi ROCK, banyak lagu rock yang sudah kami sudah kuasai, saat itu saya berfikir dengan bertambah personil entah kenapa kami semakin berubah menjadi sosok band yang terus berkembah, dan panggung yang kami ikuti juga saat itu. Jaman melodramatic adalah jaman dimana kami sangat merasa menjadi band yang luar bisa, kami menjadi band dimana teman – teman kami terus bertambah. Tidak hanya pengalaman yang menyenangkan yang kami rasakan tetapi pengalaman buruk pun kami rasakan juga, semua itu sungguh pernuh dengan warna.

In memory for melloDramatic:

Aji : Vocal

Ewong : Guitar 1

Mukhtar : Guitar 2

Alsky : Bass

Tri : Drum

Next : -Dream Evolution

Belajar Alat Musik


Belajar Alat Musik ( D'Flix )

Apa mungkin di dalam pikiran kalian pernah berfikir untuk belajar alat musik?

Ini pengalaman pribadi saya tentang alat musik. Dulu pas saya masih duduk di bangku 
MAN/SMA saya hanya seorang siswa yang berangkat jam 06:00 dan pulang jam 15:00, sama seperti anak – anak seusia saya yang hanya belajar di kelas, bermain dan nakal di usia nya ( hehehe ).

Tetapi semua nya berubah ketika negara api menyerang ( loh? )

Hahaha yang benar adalah semua berubah ketika teman saya yang benama tri mengajak saya buat membuat band,

Tri : “ten mau ikut ngband nggak?”
Saya : “boleh tri”

Dengan percaya dirinya saya menerima tawaran tri meskipun kenyataannya bahwa saya sendiri tidak bisa bermain alat musik satu pun.

Saat yang di tunggu pun datang dimana saya akan menjadi anak band, di jaman saya dulu kalau kita jadi anak band itu udah keren banget ( >.< ). Tri datang dengan temannya ( aji dan mukhtar ) bisa di bilang mereka itu teman sekelasnya tri sedangkan saya beda kelas dangan mereka semua termasuk tri juga ( -_- ), teman nya tri yang benama aji melihat saya dan,

Aji : “gua aji”
Saya : “gua alsky tapi panggil aja aten”
Aji : “kata nya tri lu bisa main bass ya ?”
Saya : “eh.. hehe liat nanti aja ( binggung )”

*) Jadi ceritanya dulu saya dan tri itu satu MTs/SMP dan kami pernah ke studio musik. Kami ke studio musik dulu hanya iseng saja untuk main – main dan saat itu saya jadi pemain bass

Karena saya udah terlanjur jauh – jauh dari sekolah jalan kaki ke studio yang jarak nya hampir 4km jadi saya harus ambil resiko nya yaitu jadi ikut ngband nya ( -_-“ ).

Ketika di dalam studio musik saya kebinggungan sekali, apa yang harus saya lakukan untuk semua kebodohan saya yang saat itu udah terjadi “nasi telah menjadi bubur”, akhirnya dengan percaya diri nya saya ambil bass dan bermain bass. Semua mata melihat ke arah saya bagai kan seperti melihat orang yang bodoh sedang berpura – pura bisa melakukan apa yang tidak bisa di lakukan nya ( itu kenyataan yang menyedihkan ( -_- ).

Hari esok pun datang, saya pun merasa malu terhadap aji dan mukhtar, dan di saat itu juga aji datang ke hadapan saya,

Aji : “ten sebenernya lu nggak bisa main bass ya ?”
Saya : “………”

Di saat itu saya merasa seperti seorang yang sangat jahat karena membuat orang yang percaya dengan saya dan tiba – tiba menjadi sangat kecewa ( L ), saya pun sangat kesal dengan diri saya sendiri. Saya pun berniat dalam diri saya sendiri kalau saya akan belajar bass apa pun cara nya.

Saya pun belajar bass setiap pulang sekolah sampai malam, terus menerus tanpa memikirkan jari saya yang saat itu sudah luka – luka dan ada berberapa yang berdarah. 

Saya belajar dari apa yang saya liat dan yang saya dengar, saya mulai mengetahui kunci F, G, A, C, D, dan E. Saya selalu mengafalkan itu semua yang saya tulis di ketas, sedikit demi sedikit saya mulai mengetahui Fis, Gis, Cis, Dis, dan Bes.

Saya sudah mulai berani untuk bermain lagu dengan melihat kunci bass yang buat sendiri, ternyata apa yang saya lakukan mendapat respon yang positif dari teman – teman band saya.

Aji : “nah itu bener ten”
Mukhtar : ”wah lu udah bisa ya ?”
Tri : “kapan ajarin gua ya”

Semenjak itu kami pun resmi membuat band dengan posisi :

Aji : vocal

Mukhtar : guitar

Tri : drum

Alsky : bass

Dan nama band kami adalah “D’Flix”

Buat kalian yang benar ingin bermain alat musik kalian harus berjuang dan jangan pernah menyrah apa pun rintangan yang ada di depan, semoga pengalaman saya ini bisa membuat motivasi anda yang ingin belajar alat musik

Next : - MelloDramatic

Rabu, 22 Januari 2014

Aura Kingdom

Aura Kingdom

Ini pengalaman saya mengenai game online yang lagi saya mainin sekarang, nama gamenya adalah AURA KINGDOM. Meskipun saya baru saja main game ini tetapi entah mengapa game ini membuat saya seperti mengingatkan saya game yang dulu saya sangat suka ( RF ).
Aura kingdom ini bisa di bilang game ke dua yang saya suka setelah RF, mengapa saya suka dengan same ini? Karena game ini sudah seperti kita hidup di dunia fantasi dan merasakan jatuh bangunnya untuk menjadi kuat ( hahaha ).
Oya saya lupa memberi tahu apa itu game online yang bernama Aura Kingdom, aura kingdom ini adalah sebuah game dimana game ini bertipa MMORPG.
*MMORPG : Sebuah game dimana pemain yang jumlahnya banyak bermain dalam satu wilayah atah dunia maya ( saya tidak tahu kepajangan bahasa keren nya, hahaha ).
Aura kingdom ini mempunyai beberapa kelas atau bisa di bilang mempunyai tipe tersendiri,
1.     Guadian
2.    Ravager
3.    Duelst
4.    Gunslinger
5.    Granadies
6.    Wizard
7.    Sorcerer



. news.mmosite.com
1.       Guardian

Guardian ini ciri khas menguna kan pedang dan perisai, untuk serangan dan pertahan karakter ini sangat seimbang. Damage yang besar dan pertahanannya sangat hebat, sehingga karakter ini sanget berbahaya ( karena saya menguna kelas ini hehehe ).
2.       Ravager

Karakter ini menguna kampak untuk di jadikan senjata, mungkin terlihat menyeramkan tapi skill area nya dari tipe ini sungguh dasyat sekali.
3.       Duelist

Kalau karakter ini sangat hebat dalam serangan damage dan critical nya, karena sesuai namanya karakter ini apabila berhadapan 1 vs 1 karakter ini sangat berbahaya tetapi untuk defend dan HP sangat rendah sekali.
4.       Gunslinger

Karakter ini adalah tipe jarak jauh yang pertama, untuk segi serang dan skill karakter ini sangat berbahaya. Tetapi buat pertahan sendiri dia harus bisa menjaga jarak agar tidak terkena damage musuh.
5.       Granadies

Karakter ini adalah tipe jarak jauh yang ke 2, meskipun tipe ini jarak jauh pertahanan dan HP bisa di bilang lebih baik dari pada jarak jauh yang lain akan tetapi kekurangan dari tipe kelas ini ada cooldown dari skill dan attack speed nya lambat.
6.       Wizard

Karakter ini adalah tipe jarak jauh yang ke 3, wizard sangat berbahaya dari segi skill karena mempunyai damage yang sangat besar ( hanya ini yang saya tahu, karena saya bukan tipe penyihir ^^v ).
7.       Sorcerer


Karakter terakhir dan tipe jarak jauh yang terakhir ini sangat hebat dalam bidang skill yang disediakan apa lagi dengan combo sihir yang di punya nya ( seperti sebelumnya saya bukan tipe ini hehehe ). 


Promosi sedikit hehehe

Senin, 20 Januari 2014

Proposal Penelitian : Pengaruh Kebijakan Sekolah Gratis Terhadap Prestasi Belajar Dengan Mengontrol Kemampuan Awal Siswa

PROPOSAL PENELITIAN TENTANG PENDIDIKAN

JUDUL PENELITIAN  : PENGARUH KEBIJAKAN SEKOLAH GRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGONTROL KEMAMPUAN AWAL SISWA.


KATA PENGANTAR



Pendidikan merupakan faktor penentu dalam kemajuan sebuah bangsa, oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa negara yang maju dipastikan sangat memperhatikan pendidikan di negaranya. Hal ini terlihat dari negara-negara maju seperti Jepang, Amerika, China yang selalu memperhatikan tingkat pendidikan warganya.

Di Indonesia, usaha memperhatikan pendidikan sudah dilaksanakan, pemerintah mulai secara signifikan menggalakkan program wajib belajar kepada warga Indonesia. Hal ini didukung dengan pemberlakuan kebijakan Sekolah Gratis. Dengan sekolah gratis ini diharapkan seluruh rakyat Indonesia memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk belajar, sehingga dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia. Akan tetapi, kebijakan ini perlu diperhatikan pelaksanaannya, karena sangat dimungkinkan kebijakan sekolah gratis justru menjadi batu sandungan bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia.

Untuk itulah penelitian ini diarahkan untuk melihat lebih jauh seberapa jauh dampak pelaksanaan kebijakan Sekolah Gratis terhadap prestasi belajar siswa dengan mengontrol kemampuan awalnya. Diharapkan, melalui penelitian ini dapat dihasilkan temuan-temuan yang bisa digunakan dalam pengambilan keputusan lanjutan, tentunya saja seluruhnya digunakan kembali untuk kemashalatan bangsa.

Bravo Pendidikan Indonesia.



Tim Peneliti 


A.    PENDAHULUAN


1.    Latar Belakang 


Harold G. Shane dalam buku Arti Pendidikan Bagi Masa Depan, mengatakan :

“pendidikan secara potensial penting karena : (1) Pendidikan adalah satu cara yang mapan untuk memperkenalkan si siswa (learners) pada keputusan sosial yang timbul; (2) pendidikan dapat dipakai untuk menanggulangi masalah sosial tertentu; (3) pendidikan telah memperlihatkan kemampuan yang meningkat untuk menerima dan mengimplementasikan alternatif-alternatif baru; (4) pendidikan barangkali merupakan cara terbaik yang dapat ditempuh masyarakat untuk membimbing perkembangan manusa sehingga pengamanan dari dalam berkembang pada setiap anak dan karena itu dia terdorong untuk memberikan kontribusi pada kebudayaan hari esok.” (Harold G. Shane, 2002, 39).

Berangkat dari apa yang diungkapkan oleh Shane, dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dan tidak bisa ditawar-tawar lagi, sehingga setiap warga negara Indonesia wajib mengenyam pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar, mutu sumber daya manusia Indonesia dapat bersaing dengan warga negara lain di dunia ini.

Indonesia, khususnya di wilayah Jakarta telah berusaha untuk mewujudkan agar seluruh warganya dapat mengenyam pendidikan dengan baik. Hal ini tercermin dari kebijakan sekolah gratis yang digulirkan oleh pemerintah. Tapi perlu dicermati, kebijakan sekolah gratis, bukan pendidikan gratis. Karena pendidikan tidak ada yang gratis, hanya saja dalam praktiknya biayanya dibebankan ke dalam anggaran pemerintah sehingga rakyat tidak perlu membayar apapun untuk biaya pendidikan.

Hal ini tentunya patut diapresiasi dengan baik, karena dengan demikian kesempatan mengenyam pendidikan tidak lagi hanya menjadi milik mereka yang memiliki kekayaan, tetapi juga seluruh rakyat Indonesia. Dengan ini, maka setiap warga negara Indonesia, dari mulai keluarga pemulung, tunawisma hingga buruh bangunan berhak untuk memperoleh pendidikan di sekolah.

Hanya saja yang menjadi pertanyaan, benarkah sekolah gratis dapat memberikan proses pembelajaran yang optimal? Benarkah proses pembelajarannya disamakan dengan proses pembelajaran sebelumnya (saat masih membayar)? Dan masih banyak pertanyaan lainnya sehubungan dengan kebijakan sekolah gratis ini.

Penulis mencoba mencermati dari fakta empiris yang penulis alami. Jika penulis ingin membeli sebuah barang yang mungkin harganya cukup mahal, tentunya penulis berusaha menabung hingga akhirnya berhasil membeli barang tersebut. Dan jika telah memiliki barang tersebut, tentunya penulis akan mempergunakan dan menjaganya dengan baik, karena barang tersebut didapat dengan susah payah. Akan tetapi, jika penulis mendapatkan barang tersebut secara gratis, yang penulis alami adalah penulis hanya mempergunakannya dan jarang merawatnya dengan baik, karena penulis berpikir barang tersebut diperoleh tanpa perjuangan apapun.

Dari fakta di atas, penulis melihat ada kecenderungan rendahnya motivasi dan semangat belajar siswa. Sama seperti yang penulis alami, karena merasa gratis dan tidak harus berusaha, para siswa cenderung ogah-ogahan dalam belajar dan tidak memiliki semangat untuk maju dan berkembang. Para orang tua tidak memaksa anak-anaknya untuk belajar, karena berpikir jika anak mereka tidak naik kelas, tidak akan membayar apapun sampai selesai pendidikan.

Hal ini yang juga perlu menjadi perhatian pemerintah, sekolah gratis yang sudah berhasil membangkitkan minat rakyat untuk bersekolah, juga seharusnya dapat membangkitkan semangat dan motivasi siswa untuk belajar dengan tekun dan memanfaatkan kesempatan yang ada dengan baik. Dalam hal ini pemerintah tentunya harus mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan sekolah gratis, sehingga kebijakan ini dapat menjadi sebuah program unggulan di Indonesia, khususnya di wilayah DKI Jakarta.

Prestasi belajar siswa dewasa ini.masih diukur dari sisi akademik, artinya seorang siswa dikatakan memiliki prestasi yang baik jika nilai-nilai mata pelajarannya baik. Padahal, dalam arti yang lebih luas prestasi belajar merupakan keseluruhan sinergi yang dimiliki oleh siswa setelah memperoleh pembelajaran dari sekolah. Sehingga prestasi seharusnya diartikan sebagai buah dari proses pembelajaran yang tercermin bukan saja dari hasil akademik tetapi juga dari keseluruhan aspek kehidupannya, seperti akhlak, sopan santun dan agama.

Prestasi ini tentunya dapat terlihat dari berbagai aspek dan kriteria. Dalam ilmu ekonomi dikatakan seseorang dikatakan berprestasi jika mereka memiliki ability (kemampuan), effort (perjuangan) dan chance (kesempatan). Seseorang tidak akan bisa dikatakan berprestasi jika salah satu elemen di atas hilang atau tidak dimiliki. Memiliki kemampuan tanpa perjuangan, tidak ada hasilnya. Memiliki kemampuan dan perjuangan tetapi tidak ada kesempatan juga tidak berhasil. Untuk itu, sudah seharusnya pendidikan memperhatikan hal ini, yaitu menempat kemampuan siswa serta memberikan semangat agar berjuang dan mengarahkan siswa agar mencari kesempatan atau bila perlu menciptakan kesempatan untuk berhasil.

Berbicara kemampuan dalam prestasi belajar, hal ini tentunya sangat dipengaruhi oleh kemampuan awal seseorang. Siswa yang memiliki kemampuan awal yang baik, biasanya memiliki kecenderungan untuk memiliki prestasi belajar yang baik. Kemampuan awal dimaksud diharapkan dapat menjadi bahan bakar yang dapat dipakai oleh siswa tersebut untuk belajar di tingkat yang lebih tinggi. Artinya, dengan kemampuan awal yang baik, siswa dapat mengikuti dan bahkan menguasai pelajaran-pelajaran sulit yang ia terima di tingkat berikutnya.

Kemampuan awal siswa, dalam hal ini kemampuan awal siswa SD yang akan masuk ke SMP tentunya merupakan perjuangan siswa tersebut selama mengikuti pelajaran di bangku SD. Kemampuan awal dan perjuangan tersebut yang akan digunakan untuk berjuang kembali di bangku SMP dan begitu seterusnya hingga ke bangku kuliah. Hal ini dilakukan tentunya untuk menemukan dan atau menciptakan kesempatan untuk berkarya.

Melihat latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang perbedaan prestasi belajar antara sebelum dan sesudah pelaksanaan kebijakan sekolah gratis, serta melihat apakah ada pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar.


2.    Perumusan Masalah


1.    Adakah pengaruh kebijakan sekolah gratis terhadap prestasi belajar siswa dengan mengontrol kemampuan awal siswa?

2.    Apakah ada peningkatan prestasi belajar setelah pemberlakukan kebijakan sekolah gratis?


3.    Kontribusi Penelitian


Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk :

1.    Kontribusi Teoritis

Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian lanjutan, dengan tema yang sama akan tetapi dengan metode dan teknik analisa yang lain, sehingga dapat dilakukan proses verifikasi demi kemajuan ilmu pengetahuan.

2.    Kontribusi Praktis

a.    Pemerintah, dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk menentukan kebijakan yang berhubungan dengan pelaksanaan sekolah gratis, sehingga dapat dihasilkan siswa-siswa yang berprestasi dan berguna bagi kemajuan bangsa Indonesia.

b.    Kepala Sekolah, dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk menentukan kebijakan baru dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dengan memberikan arahan dan motivasi kepada seluruh siswa agar tekun belajar dan memiliki keyakinan bahwa dengan sekolah gratis dapat menghasilkan prestasi yang membanggakan.

c.    Guru, sebagai ujung tombak proses pembelajaran, dapat menggunakan hasil penelitian ini dengan mengakomodasi setiap kebutuhan siswa sehingga siswa lebih termotivasi dan memiliki semangat untuk belajar dan akhirnya dapat menghasilkan karya nyata bagi kemajuan bangsa.

d.    Orang Tua, dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk mengarahkan anak-anaknya belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya, sehingga dihasilkan siswa yang unggul dan dapat diandalkan.


B.    TINJAUAN PUSTAKA


1.    Prestasi Belajar 

Proses belajar mengajar di sekolah bersifat sangat kompleks, karena di dalamnya terdapat aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis. Aspek pedagogis merujuk pada kenyataan bahwa belajar mengajar di sekolah terutama di sekolah dasar berlangsung dalam lingkungan pendidikan dimana guru harus mendampingi siswa dalam perkembangannya menuju kedewasaan, melalui proses belajar mengajar di dalam kelas. Aspek psikologis merujuk pada kenyataan bahwa siswa yang belajar di sekolah memiliki kondisi fisik dan psikologis yang berbeda-beda. Selain itu, aspek psikologis merujuk pada kenyataan bahwa proses belajar itu sendiri sangat bervariasi, misainya: ada belajar materi yang mengandung aspek hafalan, ada belajar keterampilan motorik, ada belajar konsep, ada belajar sikap dan seterusnya. Adanya kemajemukan ini menyebabkan cara siswa belajar harus berbeda-beda pula, sesuai dengan jenis belajar yang sedang berlangsung. Aspek didaktis merujuk pada. pengaturan belajar siswa oleh tenaga. pengajar. Dalam hal inipun, ada. berbagai prosedur didaktis. Berbagai cara mengelompokkan, dan beraneka macam media pengajaran. Guru harus menentukan metode yang paling efektif untuk proses belajar mengajar tertentu sesuai dengan tujuan instruksional. yang harus dicapai. Demikian pula dengan kondisi eksternal belajar yang harus diciptakan oleh pengajar, sangat bervariasi.

Dilihat dari sisi ini, terlihat betapa pentingnya kedudukan guru dalam proses belajar mengajar. Prestasi anak didik dipengaruhi oleh banyak faktor, namun yang paling menentukan adalah faktor guru (Acc Suryadi, Hartilaar, 1993, hal.1 11).

Dalam hal ini guru sangat berperan dalam menentukan cara yang dianggap efektif untuk membelajarkan siswa, baik di sekolah maupun di luar jam sekolah, misalnya dengan memberikan pekerjaan rumah. Ketidakpedulian guru terhadap pembelajaran siswa akan membawa kernerosotan bagi perkembangan siswa. Guru yang sering memberikan latihan-latihan dalam rangka pemahaman materi akan menghasilkan siswa yang lebih baik bila dibandingkan dengan guru yang hanya sekedar menjelaskan dan tidak memberi tindak lanjut secara kontinu. Dengan kata lain, prestasi belajar siswa sangat ditentukan oleh cara mengajar guru yang akan menciptakan kebiasaan belajar pada. siswa. Cara atau  kebiasaan belajar banyak diartikan sebagai bentuk belajar atau tipe belajar. Esensi istilah tersebut adalah suatu perbuatan belajar, yaitu tingkah laku individu-individu pada proses belajar. Kebiasaan merupakan suatu cara bertindak yang telah dikuasai yang bersifat tahan uji (persistent) (Witherington, 1986, hal. 13). Kebiasaan biasanya tejadi tanpa disertai kesadaran pada pihak yang memiliki kebiasaan itu. Jenis bentuk belajar menurut Van Parreren (dalam Winkel, 1996) meliputi: (1) Otomatisme, yaitu terutama meliputi belajar keterampilan motorik, tetapi kadang dapat juga belajar kognitif, (2) Insidental, yaitu siswa belajar sesuatu tanpa mempunyai intensi atau maksud untuk mempelajari hal tertentu, khususnya yang bersifat pengetahuan mengenai fakta atau data, (3) Menghafal, yaitu orang menanarnkan suatu materi verbal di dalam ingatan, sehingga nantinya dapat direproduksi kembali, (4) Belajar pengetahuan, adalah orang mulai mengetahui berbagai macam data mengenai kejadian, keadaan, benda-benda dan orang, (5) Belajar arti kata-kata, adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan, (6) Belajar konsep, yaitu orang mengadakan abstraksi yaitu dalam obyek-obyek yang meliputi benda, kejadian dan orang, (7) Belajar memecahkan problem melalui pengamatan, yaitu orang dihadapkan pada problem yang harus dipecahkan dengan mengamati baik-baik dan (8) Belajar berpikir, yaitu orang juga dihadapkan pada suatu problem yang harus dipecahkan, tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan, namun dipecahkan melalui operasi mental.

Selain itu, faktor yang sangat menentukan prestasi belajar siswa adalah motivasi siswa itu sendiri untuk berprestasi. Sering dijumpai siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi prestasi belajar yang dicapainya rendah, akibat kemampuan intelektual yang dimilikinya tidak/kurang berfungsi secara optimal. Salah satu faktor pendukung agar kemampuan intelektual yang dimiliki siswa dapat berfungsi secara optimal adalah adanya motivasi untuk berprestasi yang tinggi dalam dirinya. Motivasi merupakan perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan (Donald dalam Wasty Sumanto, 1998 hal. 203). Motivasi merupakan bagian dari belajar. Dari pengertian motivasi tersebut tampak tiga hal, yaitu:

(1) motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang, (2) motivasi itu ditandai oleh dorongan afektif yang kadang tampak dan kadang sulit diamati, (3) motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Siswa akan berusaha sekuat tenaga apabila dia memiliki motivasi yang besar untuk mencapai tujuan belajar. Siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh tanpa dipaksa, bila memiliki motivasi yang besar; yang dengan demikian diharapkan akan mencapai prestasi yang tinggi. Adanya motivasi berprestasi yang tinggi dalam diri siswa merupakan syarat agar siswa terdorong oleh kemauannya sendiri untuk mengatasi berbagai kesulitan belajar yang dihadapinya, dan lebih lanjut siswa akan sanggup untuk belajar sendiri.


2.    Kemampuan Awal

Penyusunan program pembelajaran yang baik memerlukan dua macam informasi, yaitu : (a) tujuan pembelajaran khusus. (b) kemampuan awal dan karakteristik siswa. Tujuan pembelajaran khusus adalah kemampuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa manakala ia telah selesai mengikuti suatu program pembelajaran. Menurut Abdul Gafur [1980,57], kemampuan awal dan karakteristik siswa adalah “Pengetahuan dan keterampilan yang relevan, termasuk di dalamnya  latar belakang informasi karakteristik siswa yang telah ia miliki pada saat akan mengikuti suatu program pembelajaran”.

Setiap siswa telah mempunyai berbagai pengalaman, kondisi dan potensi sewaktu  memasuki  situasi  belajar.  Ia  telah  memiliki  sikap-sikap  dan   intelegensi tertentu serta pengalaman belajar sebelumnya di dalam maupun di luar sekolah. Semuanya ini merupakan  latar  belakang  ataupun karakteristik siswa. Pengetahuan atau  kemampuan yang telah dimiliki siswa yang berhubungan dengan pelajaran yang akan diikutinya memegang peranan amat penting dalam proses belajar mengajar di sekolah. Informasi ini perlu diketahui guru, sebab dengan hal itu guru dapat merancang  dan  mendesain model pembelajaran secara tepat dan berarti. Untuk dapat merancang pembelajaran yang efektif, seorang  guru harus mampu mengidentifikasi keterampilan awal siswa yang dibutuhkan sehingga mempunyai implikasi pada perencanaan model pembelajaran. Oleh sebab itu,  mengenali tingkah laku masukan (siswa) dan ciri-ciri siswa merupakan langkah awal yang sangat penting untuk dilakukan dan berguna untuk memperjelas sasaran dalam pembelajaran.

Sehubungan dengan hal tersebut Cecco mengemukakan bahwa kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa sebelum memulai pelajaran baru, mempunyai pengaruh pada kemampuan siswa untuk memahami materi pelajaran yang akan dihadapinya. Hal ini terjadi kalau antara “Kemampuan awal dan materi pelajaran baru menunjukkan adanya relevansi, terutama kalau pengetahuan awal tersebut merupakan pengetahuan persyaratan terhadap pelajaran berikutnya”.

Pengaruh ini nampak dalam pemantauan hasil belajar siswa dalam jangka waktu tertentu. Sebab pada umumnya hasil belajar siswa yang dicantumkan sebagai nilai  rapor  caturwulan  atau semester dalam suatu bidang studi tertentu menunjukkan perkembangan hasil belajar dalam satu, dua atau tiga tahun berikutnya. Dengan demikian, prilaku kemampuan awal mempunyai dua karakteristik, yaitu : (1) sebagai prasyarat belajar untuk menghadapi pelajaran berikutnya, dan (2) mempunyai hubungan dengan hasil belajar dalam materi dan tugas-tugas pembelajaran berikutnya.

Pernyataan di atas, berkaitan dengan pendapat Sudjana yang menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan fator dari luar atau lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai.

Adanya pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan  disadarinya.  Siswa  harus  merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi.  Ia harus berusaha mengerahkan segala daya untuk dapat mencapainya. Selain itu, hasil yang dapat diraih masih juga bergantung dari lingkungan. Artinya ada faktor-faktor yang berada di luar dirinya yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Yang paling dominan adalah kualitas pembelajaran, sebab hasil belajar pada hakikatnya tersirat dalam tujuan pembelajaran. Dengan demikian, hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas  pembelajaran.   Pendapat  ini  sesuai  dengan  teori belajar (Theori of School Learning) dari Bloom yang mengatakan bahwa ada tiga variabel utama dalam teori belajar di sekolah, yaitu : karakteristik individu, kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Dalam kegiatan belajar,  lebih  banyak  memerlukan  aktivitas  siswa sehingga kualitas masukan (keadaan awal siswa) itu sangat menentukan kualitas keluarannya (hasil belajar  siswa).  Artinya, bagaimanapun  baiknya  alat  pemerosesan  jika  kualitas masukannya rendah untuk mengikuti suatu program pembelajaran maka diperlukan adanya pengenalan kemampuan awal siswa.

Menurut teori konvergensi  yang dikemukakan oleh Williams Stern yang dikutip Shalahudin menyatakan bahwa “Manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan dasar yang baik atau sebaliknya. Perkembangan selanjutnya adalah hasil kerjasama antara dua faktor yaitu faktor internal (fotensi hereditas) dan faktor eksternal (lingkungan pendidikan)”.

Dari pernyataannya tersebut jelas bahwa siswa memiliki kemampuan dasar  yang dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal (hereditas) dan faktor ekternal (lingkungan pendidikan). Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan awal  siswa yaitu apabila siswa mempunyai kemampuan dasar yang baik maka perkembangan selanjutnya akan mengarah kepada keberhasilan, apabila hal ini dianalogikan terhadap proses belajar-mengajar maka dengan adanya kemampuan awal matematika yang baik maka akan memperoleh hasil  yang baik pula. Untuk mendapatkan prestasi belajar matematika yang baik maka kemampuan awal  matematika siswa juga harus baik. Kemampuan awal matematika yang dimiliki siswa dapat dikatakan baik apabila telah dilakukan evaluasi (penilaian).  Dalam   penelitian  ini   kemampuan  awal   yang dimaksudkan adalah Nilai Ujian Akhir murni di SD, karena SD merupakan jenjang pendidikan dasar, yang merupakan bekal awal untuk melanjutkan kejenjang pendidikan menengah dalam hal ini SMP. Nilai Ujian Akhir SD digunakan sebagai dasar kemampuan awal matematika, karena sesuai dengan pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah , dijelaskan bahwa ;

Pendidikan dasar yang diselenggarakan di sekolah menengah atas (SMA) bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan lanjutan yang merupakan perluasan serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di SLTP yang bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan hidupnya sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara sesuai dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan tinggi.

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa SMP  yang merupakan sekolah lanjutan setelah siswa menyelesaikan pendidikan dasar 6 tahun, hal tersebut sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk mensukseskan wajib belajar 9 tahun yang salah satu jenjangnya adalah pendidikan SMP dengan tujuan untuk memberi bekal kemampuan dasar (awal) untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.


3.    Kebijakan Sekolah Gratis

Sekolah gratis merupakan kebijakan pemerintah dalam hal membebaskan seluruh biaya pendidikan bagi rakyat, dalam hal ini beban pendidikan tersebut ditanggung oleh anggaran pemerintah. Sekolah gratis mulai diterapkan mula-mula untuk siswa SD dan akhirnya meningkatkan untuk siswa SMP dan SMA. Kebijakan sekolah gratis mulai diterapkan di SMP sejak tahun pelajaran 2004/2005, sedangkan di SD sudah dilaksanakan lebih dahulu.


4.    Kerangka Berpikir 

Sekolah Gratis merupakan sebuah kebijakan yang dilandasi kepedulian pemerintah terhadap nasib rakyat Indonesia. Masih banyaknya rakyat Indonesia yang terkurung dalam kebodohan membuat pemerintah mengambil langkah strategis yaitu sekolah gratis. Hal ini perlu diwaspadai, tidak ada pendidikan yang gratis. Sekolah gratis artinya masyarakat tidak perlu membayar biayanya, tetapi yang membayar adalah pemerintah.

Melihat fenomena masyarakat tidak terbebani sedikitpun untuk mengakses pendidikan, tidak jarang masyarakat tidak termotivasi untuk belajar dan berusaha memanfaatkan peluang yang ada. Kecenderungan ini kadang berimbas pada prestasi belajar siswa, artinya mereka yang bersekolah gratis memiliki kecenderungan masa bodoh dan enggan berusaha.

Dari uraian di atas, peneliti melihat bahwa kebijakan sekolah gratis justru berpengaruh negatif terhadap prestasi belajar siswa. Artinya, dengan pelaksanaan sekolah gratis, prestasi belajar siswa justru akan semakin turun.


C.    METODE PENELITIAN


1.    Tujuan Penelitian

a.    Untuk menemukan seberapa besar pengaruh kemampuan awal terhadap prestasi belajar siswa sebelum kebijakan sekolah gratis dijalankan.

b.    Untuk menemukan seberapa besar pengaruh kemampuan awal terhadap prestasi belajar siswa sesudah kebijakan sekolah gratis dijalankan.

c.    Untuk menemukan perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan susudah kebijakan sekolah gratis dijalankan.


2.    Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei expose-facto, yaitu penelitian yang digunakan untuk memperoleh suatu fakta tentang gejala atau permasalahan yang timbul dengan membandingkan kondisi-kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan antar masing-masing variabel yang ada dalam penelitian ini.

Adapun desain penelitian/konstelasi masalah dapat digambarkan sebagai berikut:

                                                 A1               A2

                                                 X >Y           X>Y

A    =  pemberlakuan kebijakan sekolah gratis, yang terbagi atas kategori:

A1    =  sebelum pemberlakukan sekolah gratis

A2    =  setelah pemberlakukan sekolah gratis

X    =  kemampuan awal siswa

Y    =  prestasi belajar siswa


Data yang akan digunakan dalam penelitian ini bersumber dari GURU/KEPALA SEKOLAH dan atau DINAS PENDIDIKAN setempat, yaitu dengan cara meminta hasil kemampuan awal siswa (dalam bentuk Nilai Ujian Akhir SD atau nilai seleksi masuk SMP) dan meminta data prestasi belajar seluruh siswa melalui Legger yang dimiliki oleh setiap guru.

Setelah data didapatkan akan dilakukan uji persyaratan analisis data, yaitu uji normalitas (menggunakan kosmogorov smirnov, untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak), uji homogenitas dan uji linieritas (untuk menguji linieritas regresi).

Teknik analisa data pengujian hipotesis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan mengontrol kovariabel (kemampuan awal) menggunakan teknik ANKOVA (Analisis Kovariat).


DAFTAR PUSTAKA


Harold G. Shane, Arti Pendidikan Bagi Masa Depan (____, ____, 2002)

Arikunto, Suharsimi, 1993, Manajemen Penelitian, (Jakarta, Rineka Cipta)

Gulo, W., 2005, Strategi Belajar Mengajar Cet ke 3 (Jakarta, Grasindo)

Hamalik, Oemar, 2004, Proses Belajar Mengajar (Jakarta, Bumi Aksara)

Lubis, Zulkifli, 1998, Teori Belajar (Jakarta, STKIP Wijaya Bakti)

Purwanto, M. Ngalim, 1992, Psikologi Pendidikan (Bandung, Remaja Rosda Karya)

Riduwan, 2005, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula (Bandung, Alfabeta)

Sudjana, Nana, 2004, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar cet. ke 9 (Bandung, Remaja Rosda Karya)

Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Administrasi (Bandung, Alfabeta)

Winkel, W.S., 1996, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Pendidikan (Jakarta, Gramedia)

Suryabrata, Sumadi; 2004, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada



Lampiran


JADWAL PENELITIAN


Penelitian ini akan memakan waktu 3 bulan, dengan jadwal sebagai berikut :



No    Deskripsi Kegiatan                                       Bulan ke-1    Bulan ke-2    Bulan ke-3

                                                                             1 2  3   4          1 2 3 4          1 2 3 4

1    Pengajuan Judul Penelitian                                * *

2    Studi Pendahuluan                                            * * *

3    Perancangan Instrumen Penelitian                            * *

4    Pengumpulan Data                                                                    * * * *  

5    Pengolahan Data                                                                           * * *         *                

6    Ringkasan Eksekutif                                                                                       *

     (Executive Summary)                                 

7    Seminar Hasil Penelitian                                                                                   *                        

8    Penulisan Laporan Penelitian                                                                               * *

9    Penggandaan Laporan Penelitian                                                                            *                      


PERKIRAAN BIAYA PENELITIAN

Persiapan dan Pengumpulan Data

1.    Survey Pendahuluan                                        Rp.       500.000,-

2.    Perizinan Penelitian                                          Rp.    1.000.000,-

3.     Pembahasan Awal dan Pengumpulan Data Awal

      a.     Honor Peneliti            Rp.    1.000.000,-

      b.     Tenaga Lapangan       Rp.       500.000,-

      c.     Transportasi               Rp.       700.000,-

Subtotal A                               Rp.    3.700.000,-


Operasional Lapangan

           1.     Honor Peneliti                 Rp.    2.000.000,-

           2.     Staf Administrasi             Rp.       500.000,-

           3.    Tenaga Lapangan             Rp.    1.000.000,-

           4.    Transportasi                     Rp.    1.000.000,-

Subtotal B                               Rp.    4.500.000,-


Penyusunan Laporan Hasil Penelitian

1.     Menyusun Laporan Akhir             Rp.    1.000.000,-

2.     Penggandaan Laporan Akhir         Rp.       300.000,-

Subtotal C                                            Rp.    1.300.000,-


TOTAL A + B + C                               Rp.    9.500.000,-    

- See more at: http://erick-kesepian.blogspot.com/2012/03/proposal-penelitian-tentang-pendidikan.html#sthash.YIDLxtF0.dpuf